paud.umsida.ac.id – Dalam dunia pendidikan, tidak asing bersinggungan dengan kegiatan ice breaking. Kegiatan menjaga fokus dan konsentrasi anak-anak di kelas merupakan tantangan yang cukup besar.
Ice breaking bukan hanya menghibur, tetapi juga mampu membuat anak lebih siap dan fokus untuk menerima materi pelajaran berikutnya. Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana ice breaking dapat membantu meningkatkan konsentrasi anak, serta beberapa contoh kegiatan yang bisa dicoba.
Mengapa Ice Breaking Penting untuk Fokus Anak?
Ice breaking adalah kegiatan pemanasan yang biasanya dilakukan di awal sesi belajar atau saat suasana kelas mulai terasa tegang atau jenuh. Tujuannya sederhana: untuk mencairkan suasana, mengaktifkan otot-otot tubuh dan otak, serta membuat anak-anak lebih fokus.
Aktivitas ini penting karena anak-anak pada umumnya memiliki rentang perhatian yang pendek. Terlalu lama duduk atau mendengarkan bisa membuat mereka lelah dan sulit berkonsentrasi.
Menurut para ahli pendidikan, anak-anak lebih mampu menyerap pelajaran setelah melakukan aktivitas fisik ringan atau permainan interaktif. Ice breaking membantu anak mengeluarkan energi secara positif dan mengembalikan fokus mereka.
Beberapa manfaat utama dari ice breaking bagi fokus dan konsentrasi anak meliputi:
1. Meningkatkan Energi Positif
Kegiatan ice breaking mampu memberikan energi positif yang membuat anak-anak merasa lebih bersemangat untuk belajar.
2. Membantu Anak Lebih Rileks
Dengan menciptakan suasana santai, ice breaking membantu menghilangkan kecemasan atau tekanan yang mungkin dirasakan anak.
3. Membuat Anak Lebih Terlibat
Saat mereka berpartisipasi dalam kegiatan interaktif, anak-anak merasa lebih terlibat dalam proses belajar karena merasa antusias.
Contoh Ice Breaking Seru untuk Meningkatkan Fokus Anak
Berikut adalah beberapa ide yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga efektif:
1. Permainan “Satu, Dua, Tiga!”
Dalam permainan ini, guru meminta anak-anak untuk menyebutkan angka secara berurutan. Namun, ada twist! Setiap kali mereka mencapai angka tertentu (misalnya angka kelipatan tiga atau lima), mereka harus menggantinya dengan kata seperti “Boom!” atau gerakan tertentu. Permainan ini melatih fokus dan konsentrasi anak karena mereka harus ingat kapan harus mengganti angka dengan kata atau gerakan.
2. Tepuk Tangan Berirama
Ini adalah permainan ice breaking sederhana yang melibatkan koordinasi dan konsentrasi. Guru memimpin dengan memberikan tepukan berirama, kemudian anak-anak diminta mengikuti ritme yang sama. Sesekali, guru bisa mengubah ritmenya, dan anak-anak harus mengikuti dengan tepat. Aktivitas ini meningkatkan keterampilan fokus dan membuat anak lebih siap untuk melanjutkan pelajaran.
3. Mimik Wajah atau Gerakan Lucu
Untuk anak-anak yang lebih kecil, permainan menirukan mimik wajah atau gerakan lucu bisa sangat efektif. Guru bisa memulai dengan membuat wajah atau gerakan yang lucu, lalu meminta anak-anak untuk menirukannya. Ini membuat suasana menjadi santai dan membantu anak-anak lebih rileks, sekaligus mengembalikan fokus mereka.
4. Permainan “Simon Says”
Permainan klasik ini juga sangat efektif sebagai ice breaking. Dalam permainan “Simon Says,” guru memberikan instruksi seperti “Simon says touch your nose” atau “Simon says jump.” Namun, jika instruksi tidak diawali dengan “Simon says,” anak-anak tidak boleh mengikuti. Permainan ini mengasah fokus dan kemampuan mendengar anak dengan baik.
5. Cerita Bergilir
Cerita bergilir adalah kegiatan di mana anak-anak bergantian melanjutkan cerita yang dimulai oleh guru. Misalnya, guru memulai cerita dengan satu kalimat, kemudian anak pertama menambahkan satu kalimat, begitu seterusnya. Kegiatan ini menuntut konsentrasi karena anak harus mendengarkan cerita sebelumnya agar dapat melanjutkannya dengan tepat.
Dengan kegiatan yang seru dan interaktif, suasana kelas menjadi lebih hidup, dan anak-anak pun lebih siap menerima pelajaran. Tidak hanya membantu meningkatkan fokus, tetapi juga membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan.
Contoh-contoh ice breaking seperti “Satu, Dua, Tiga!” atau “Tepuk Tangan Berirama” bisa dijadikan pilihan untuk diterapkan di kelas. Aktivitas ini tidak hanya membantu anak-anak lebih fokus, tetapi juga mengembangkan keterampilan mendengar dan berkoordinasi. Dengan begitu, diharapkan anak-anak bisa belajar dengan lebih baik dan berkembang secara optimal.
Jadi, bagi para guru atau orang tua yang ingin meningkatkan konsentrasi anak, cobalah memasukkan sesi ice breaking di awal atau tengah kegiatan belajar. Selain efektif, cara ini juga sangat menyenangkan dan akan membuat anak lebih antusias dalam proses pembelajaran.
Penulis: Mutafarida