paud.umsida.ac.id — Penelitian yang dilakukan oleh Dr Choirun Nisak Aulina MPd, dosen PG-PAUD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), bersama rekannya, membuktikan bahwa aktivitas bermain plastisin efektif meningkatkan kemampuan motorik halus sekaligus menumbuhkan kreativitas anak usia dini. Hasil riset ini dipublikasikan dalam Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan edisi September 2024 dan menegaskan pentingnya metode bermain kreatif dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Plastisin sebagai Media Edukatif untuk PAUD
Anak usia dini dikenal berada pada masa emas perkembangan motorik dan kreativitas. Namun, tidak sedikit anak mengalami keterlambatan atau hambatan dalam mengembangkan kedua aspek tersebut. Menurut Dr Nisak, bermain plastisin bisa menjadi solusi sederhana, murah, sekaligus efektif.
“Plastisin memberi ruang bagi anak untuk mengeksplorasi imajinasi sambil melatih kekuatan otot jari dan koordinasi tangan-mata,” jelasnya.
Lihat Juga: Peningkatan Kompetensi PTK PAUD oleh HIMPAUDI Kabupaten Sidoarjo Melalui Workshop Finger Painting di Umsida
Plastisin dipilih karena fleksibel, mudah dibentuk, dan dapat memancing imajinasi anak dalam membuat bentuk bebas. Melalui kegiatan menggulung, mencubit, menekan, hingga membentuk pola tertentu, anak tidak hanya melatih gerakan motorik halus, tetapi juga belajar mengekspresikan ide kreatif mereka.
Selain itu, aktivitas plastisin juga memberi pengalaman belajar yang menyenangkan. Anak-anak bisa bekerja secara individual maupun berkelompok, sehingga sekaligus mengasah kemampuan sosial, komunikasi, serta kepercayaan diri.
Proses Penelitian dan Hasil Pengamatan
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan model one group pretest-posttest. Sebanyak 60 anak usia 5–6 tahun kelompok B TK menjadi subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive, dan data dikumpulkan menggunakan instrumen observasi motorik halus serta keterampilan berpikir kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan setelah anak mengikuti kegiatan plastisin. Nilai rata-rata kreativitas anak meningkat dari 2,278 menjadi 3,71 atau mengalami kenaikan 1,432 poin. Sementara kemampuan motorik halus meningkat dari skor 2,844 menjadi 3,986 atau naik 1,142 poin.
Dimensi kreativitas yang meningkat meliputi kelancaran berpikir, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi. Anak-anak lebih mudah menghasilkan ide baru, mengembangkan gagasan, serta menciptakan karya unik dari plastisin.
Lihat Juga: Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Tingkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini
Sedangkan pada aspek motorik halus, kemampuan yang berkembang mencakup koordinasi tangan-mata, keterampilan manipulatif, penggunaan alat sederhana, hingga pengendalian gerakan halus. Anak yang sebelumnya kesulitan menggenggam pensil atau gunting, setelah rutin bermain plastisin menjadi lebih terampil.
Guru yang mendampingi juga mengakui adanya perubahan perilaku belajar anak. Mereka lebih fokus, lebih sabar menyelesaikan tugas, serta lebih percaya diri saat menunjukkan hasil karya. Orang tua pun melihat dampak positif berupa anak lebih rajin berkreasi di rumah dan gemar mencoba hal baru.
Dampak dan Rekomendasi bagi Pendidikan Anak Usia Dini
Riset ini menegaskan bahwa bermain plastisin tidak sekadar aktivitas mengisi waktu, tetapi sarana pendidikan yang penting bagi anak usia dini. Dr Nisak menekankan, “Guru dan orang tua sebaiknya rutin menghadirkan aktivitas plastisin dalam pembelajaran maupun kegiatan di rumah. Media ini sederhana, tetapi manfaatnya besar bagi perkembangan anak.”
Rekomendasi penelitian ini adalah perlunya pelatihan bagi guru PAUD agar dapat mengintegrasikan plastisin ke dalam kegiatan belajar yang terstruktur. Selain itu, orang tua diharapkan mendukung anak dengan menyediakan waktu bermain kreatif di rumah.
Meski demikian, penelitian ini juga menyoroti perlunya pengawasan, mengingat plastisin bisa kotor, lengket, atau berisiko jika tertelan anak. Oleh karena itu, kegiatan harus selalu berada dalam pendampingan orang dewasa.
Dengan temuan ini, aktivitas bermain plastisin diharapkan menjadi bagian penting dari kurikulum PAUD. Anak tidak hanya belajar mengenal bentuk dan warna, tetapi juga mengembangkan keterampilan motorik halus, berpikir kreatif, serta kesiapan untuk menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.
Penulis: Mutafarida