paud.umsida.ac.id — Penelitian yang dilakukan oleh Evie Destiana SSn MPd, dosen program studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FPIP Umsida), menunjukkan bahwa pemanfaatan lagu anak bertema lokal dalam pembelajaran PAUD mampu meningkatkan keterlibatan, minat belajar, serta perkembangan bahasa dan sosial anak. Hasil penelitian ini dilakukan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Bebekan, Sidoarjo, dan membuktikan bahwa integrasi kearifan lokal melalui lagu daerah memberikan dampak positif pada pembelajaran anak usia dini.
Lagu Anak Tema Lokal sebagai Media Edukatif di PAUD
Penelitian ini berangkat dari tantangan minimnya penerapan kearifan lokal dalam kurikulum PAUD. Evie Destiana menjelaskan bahwa lagu anak bertema lokal bukan hanya sarana hiburan, melainkan alat edukatif yang dapat memperkaya pengalaman belajar. “Lagu dengan tema budaya lokal memfasilitasi anak untuk belajar bahasa, mengembangkan keterampilan sosial, dan mengenal identitas budayanya sejak dini,” ujarnya.
Dalam penelitian ini, beberapa lagu tradisional seperti Gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Lir Ilir dijadikan media pembelajaran. Lagu-lagu tersebut dipilih karena selain akrab di telinga anak, juga sarat dengan nilai moral dan budaya. Melalui lirik yang sederhana dan repetitif, anak-anak lebih mudah mengingat kosakata baru sekaligus memahami pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Lihat Juga: Peningkatan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Bermain Pasir Ajaib di KB Permata Sunnah Sidoarjo
Kegiatan bernyanyi juga dikombinasikan dengan permainan gerak, sehingga pembelajaran berlangsung interaktif dan menyenangkan. Anak-anak tidak hanya menyanyi, tetapi juga menirukan gerakan yang sesuai dengan makna lagu, misalnya gerakan berkebun saat menyanyikan Gundul Pacul.
Metode Penelitian dan Hasil Observasi di Kelas
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subjek penelitian adalah anak-anak berusia 4–6 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal, dengan data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
Selama proses pembelajaran, peneliti mengamati bagaimana anak merespons lagu-lagu lokal. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak sangat antusias, aktif bernyanyi, bergerak mengikuti irama, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Guru melaporkan adanya peningkatan motivasi belajar anak setelah penerapan metode ini.
Orang tua pun merasakan perubahan positif. Mereka menyebut anak lebih sering menyanyi di rumah, lebih komunikatif, dan menunjukkan peningkatan kosakata. Evie menegaskan bahwa dampak lagu lokal tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi juga emosional. “Anak lebih percaya diri mengekspresikan diri, sekaligus belajar bekerja sama dan berbagi saat bernyanyi bersama,” jelasnya.
Selain itu, lagu-lagu lokal juga membantu memperkuat identitas budaya anak. Saat anak menyanyikan lagu yang lekat dengan kearifan lokal, mereka belajar mengenal warisan budaya sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap tradisi sendiri.
Implikasi dan Rekomendasi bagi Pendidik PAUD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan lagu anak bertema lokal dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PAUD. Lagu-lagu tersebut terbukti mampu meningkatkan keterampilan bahasa, interaksi sosial, serta mengembangkan karakter anak melalui pesan moral yang terkandung.
Evie Destiana merekomendasikan agar guru PAUD lebih aktif mengintegrasikan lagu anak lokal dalam kurikulum. “Dengan variasi lagu yang menarik, anak-anak akan lebih termotivasi dan tidak mudah bosan,” tegasnya. Guru juga disarankan melibatkan anak dalam proses kreatif, misalnya dengan menciptakan gerakan sederhana yang sesuai dengan lirik lagu.
Lihat Juga: Pendampingan Pos PAUD Tingkatkan Kualitas Pembelajaran dan Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini
Selain itu, keterlibatan orang tua juga penting. Guru dapat mendorong anak untuk menyanyikan kembali lagu-lagu tersebut di rumah, sehingga pengalaman belajar berlanjut di luar sekolah. Dukungan ini diyakini mampu memperkuat fondasi pendidikan karakter sekaligus menumbuhkan ikatan emosional anak dengan budaya lokal.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan bagi pengembangan kurikulum PAUD berbasis kearifan lokal. Dengan memanfaatkan lagu sebagai media pembelajaran, anak-anak tidak hanya belajar dengan cara yang menyenangkan, tetapi juga tumbuh sebagai generasi yang cerdas, berkarakter, dan memiliki kebanggaan terhadap budayanya sendiri.
Penulis: Mutafarida