paud.umsida.ac.id – Sebuah penelitian yang dilakukan di TK Darussalam Sugihwaras, Sidoarjo, berhasil menunjukkan bahwa metode bermain sensorimotor mampu meningkatkan konsentrasi belajar anak usia 4-5 tahun secara signifikan. Penelitian ini dilakukan oleh Hanim Musyafa’ah dan Agus Salim dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dengan melibatkan 20 anak sebagai subjek penelitian.
Apa yang Melatarbelakangi Penelitian Ini?
Masalah konsentrasi belajar sering ditemukan pada anak usia dini, khususnya di kelompok A1 TK Darussalam Sugihwaras. Anak-anak menunjukkan gejala sulit fokus, tidak merespons pelajaran dengan baik, dan kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Faktor penyebabnya antara lain metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik. Berdasarkan hasil observasi awal, tingkat konsentrasi belajar anak hanya mencapai 52,91%, jauh di bawah target keberhasilan yang diharapkan sebesar 75%-100%.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan metode bermain sensorimotor. Pendekatan ini dinilai efektif karena menggabungkan koordinasi sensoris dan motorik anak dalam bentuk kegiatan bermain yang menyenangkan.
Bagaimana Metode Penelitian Dilakukan?
Penelitian menggunakan desain penelitian tindakan kelas (classroom action research) berdasarkan model Kemmis dan Mc Tanggrat. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari tiga pertemuan. Pada siklus pertama, anak-anak diajak bermain “Cut and Sorting Numbers,” yang melibatkan sensorimotor taktil dan kinestetik. Di siklus kedua, kegiatan “Madusi” (Maze Dua Sisi) diterapkan untuk melibatkan sensorimotor vestibular, visual, dan propioseptif.
Setiap siklus dimulai dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keberhasilan penelitian diukur berdasarkan peningkatan konsentrasi anak melalui indikator seperti memperhatikan guru, merespons pelajaran, dan keaktifan bertanya.
Apa Hasil yang Dicapai?
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi belajar anak. Pada tahap pra-siklus, tingkat konsentrasi belajar hanya mencapai 52,91%. Setelah penerapan metode bermain sensorimotor pada siklus pertama, angka tersebut meningkat menjadi 69,58%. Pada siklus kedua, hasilnya melonjak hingga 89,17%, melampaui target keberhasilan yang ditetapkan.
Anak-anak yang awalnya sulit fokus mulai menunjukkan perhatian lebih saat guru menjelaskan materi. Mereka juga menjadi lebih aktif dalam menjawab pertanyaan dan memberikan tanggapan selama pembelajaran. Metode bermain sensorimotor terbukti mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak.
Mengapa Penelitian Ini Penting?
Penelitian ini memberikan solusi praktis bagi pendidik untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak melalui pendekatan yang inovatif dan kreatif. Metode bermain sensorimotor tidak hanya efektif meningkatkan fokus belajar anak, tetapi juga mudah diterapkan dengan menggunakan media sederhana seperti barang bekas. Dengan hasil ini, diharapkan pendidik dapat mengadopsi metode serupa untuk menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif.
Penelitian ini menjadi langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan bermain dapat menjadi metode efektif untuk mengatasi masalah konsentrasi pada anak usia dini, sekaligus membantu mereka menikmati proses belajar dengan lebih baik.
Penulis: Mutafarida