paud.umsida.ac.id – Kemampuan mengenal lambang bilangan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kognitif anak usia dini yang harus distimulasi sejak dini. Namun, hasil observasi awal di TK DWP Kepadangan II, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 4–5 tahun masih mengalami kesulitan dalam mengenali simbol angka 1–10. Hanya 5 dari 18 anak yang menunjukkan pemahaman awal terhadap lambang bilangan. Menyikapi kondisi tersebut, Dr Luluk Iffatur Rochmah SS MPd, dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), melakukan penelitian tindakan kelas yang berfokus pada penggunaan media Pop Up Book untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal angka. Penelitian ini tidak hanya bertujuan menemukan solusi praktis atas permasalahan pembelajaran numerasi di PAUD, tetapi juga menunjukkan bahwa pendekatan visual dan interaktif mampu meningkatkan motivasi serta pemahaman anak secara signifikan.
Media Pop Up Book Jadi Solusi Inovatif untuk Anak PAUD
Penelitian dilakukan dalam dua siklus pada semester genap tahun ajaran 2023/2024 di TK DWP Kepadangan II. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan pendekatan observasi dan dokumentasi terhadap aktivitas pembelajaran. Media Pop Up Book dipilih karena mampu menghadirkan bentuk angka dan ilustrasi dalam tampilan tiga dimensi yang dapat disentuh dan digerakkan anak. Buku ini berisi gambar-gambar menarik yang dikaitkan dengan jumlah benda, warna, dan aktivitas yang familiar bagi anak-anak usia dini.
Pada tahap pra-siklus, rata-rata ketuntasan belajar anak hanya sebesar 62,05%. Anak belum dapat menunjuk angka yang sesuai dengan jumlah benda atau menghubungkan gambar dengan simbol bilangan. Melalui media Pop Up Book, pembelajaran dibuat lebih hidup dan kontekstual. Anak-anak dilibatkan dalam kegiatan seperti menghitung gambar, mencocokkan simbol angka, serta membuat angka menggunakan alat bantu tambahan seperti batu warna-warni atau stik es krim. Pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan anak tampak aktif dalam menjawab pertanyaan guru maupun teman sebaya.
Peningkatan Signifikan Melalui Siklus Pembelajaran Bertahap
Setelah dilakukan siklus pertama selama tiga hari, hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman anak. Rata-rata ketuntasan belajar meningkat menjadi 75%. Namun, berdasarkan refleksi guru dan peneliti, beberapa anak masih kesulitan mengenali lambang angka tertentu, terutama yang memiliki bentuk mirip seperti 6 dan 9. Oleh karena itu, siklus kedua dirancang dengan penguatan aktivitas visual dan taktil. Dalam tahap ini, guru menambahkan media kartu angka, permainan menyusun angka dengan balok, dan kegiatan membuat angka dari bahan plastisin.
Siklus kedua menghasilkan peningkatan signifikan, di mana rata-rata ketuntasan belajar anak mencapai 88,43%. Dari 18 anak, 14 berhasil mencapai kriteria tuntas. Anak-anak menunjukkan kemampuan lebih baik dalam mengenal, menunjuk, dan mengaitkan lambang bilangan dengan jumlah benda. Mereka juga lebih percaya diri saat menjawab soal dan lebih cepat dalam mengenali simbol angka tanpa bantuan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan media Pop Up Book efektif meningkatkan kemampuan numerasi dasar anak usia dini.
Rekomendasi untuk Praktik Pembelajaran PAUD di Masa Depan
Penelitian ini menegaskan bahwa media pembelajaran Pop Up Book dapat dijadikan salah satu alternatif efektif dalam mengenalkan konsep angka kepada anak usia dini. Desain buku yang interaktif dan menyenangkan menjadikan proses belajar tidak membosankan, bahkan memotivasi anak untuk aktif bertanya dan mengeksplorasi. Selain itu, guru juga dapat mengembangkan variasi isi Pop Up Book sesuai tema dan kebutuhan lokal di sekolah masing-masing.
Dr Luluk Iffatur Rochmah berharap hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para guru PAUD, mahasiswa, dan lembaga pendidikan untuk lebih kreatif dalam memilih dan merancang media ajar. “Anak usia dini belajar melalui pengalaman konkret, maka penting bagi guru untuk menghadirkan media yang merangsang semua indera anak,” jelasnya dalam laporan akhir penelitian. Media seperti Pop Up Book tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu visual, tetapi juga sebagai jembatan komunikasi antara guru dan anak dalam memahami konsep dasar matematika.
Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran bilangan tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada proses menyenangkan yang memperkuat keterlibatan anak. Ke depan, diharapkan inovasi media pembelajaran berbasis karakteristik usia anak seperti ini terus dikembangkan dan didiseminasikan secara luas di lembaga PAUD.
Penulis: Mutafarida