paud.umsida.ac.id – Permasalahan kompleks dalam pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mendorong lahirnya sebuah riset inovatif dari Dr Ida Rindaningsih, M.Pd, dosen Program Studi PGPAUD, Fakultas Psikologi dan Ilmu Pendidikan (FPIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Melalui riset berjudul Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis BCCT pada PAUD, Dr Ida merumuskan strategi pengelolaan lembaga PAUD yang responsif dan adaptif terhadap dinamika lapangan.
Penelitian ini dilakukan di KB-TK Aisyiyah Bustanul Athfal I Candi, Sidoarjo, yang merupakan sekolah laboratorium dari PGPAUD Umsida. Sekolah ini sebelumnya telah mengadopsi pendekatan pembelajaran Beyond Center and Circle Time (BCCT) dari KB-TK Istiqlal Jakarta, namun mengalami kendala dalam penerapan strategi manajemennya.
“Sekolah membutuhkan peran manajer yang dinamis dan strategi pengelolaan yang terukur agar pendekatan BCCT tidak hanya diterapkan sebatas formalitas, tapi benar-benar menjawab kebutuhan anak,” jelas Dr Ida.
Melalui pendekatan kualitatif dan metode action research, penelitian ini memotret secara langsung dinamika pengelolaan PAUD. Peneliti terlibat aktif sebagai human instrument yang menganalisis kebutuhan lapangan, menyusun strategi, hingga mengevaluasi efektivitas implementasi.
Menjawab Tantangan dengan Strategi BCCT yang Terstruktur
Hasil penelitian mengungkap bahwa pengembangan manajemen strategik yang berbasis BCCT memerlukan sistem yang terintegrasi dan adaptif. Pendekatan BCCT sendiri menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran, dengan aktivitas yang dilakukan melalui permainan di berbagai sentra seperti Sentra Balok, Sentra Main Peran, Sentra Seni, hingga Sentra IT.
Dr Ida menjelaskan bahwa sistem manajemen strategik yang dikembangkan terdiri dari tiga komponen utama:
- Sistem Aktivitas Pendidikan – mencakup perencanaan kurikulum, pelatihan guru, evaluasi pembelajaran, dan strategi kerja sama dengan komunitas sekolah.
- Sistem Fasilitas Pendidikan – berupa penyediaan sarana pendukung seperti gedung, alat peraga, hingga teknologi pembelajaran yang ramah anak.
- Sistem Operasi Pendidikan – meliputi layanan tambahan seperti perpustakaan, bimbingan konseling, dan kesehatan anak.
Riset ini juga menekankan pentingnya pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dalam merancang strategi yang sesuai dengan kondisi sekolah. Setiap unit kerja di sekolah dilibatkan secara aktif dalam menyusun target pengembangan berbasis siklus manajemen.
Kepala sekolah berperan sebagai manajer strategis yang bertanggung jawab mengintegrasikan formulasi strategi ke dalam implementasi harian. Guru dan tenaga pendidik didorong untuk aktif terlibat dalam pelatihan rutin, diskusi kelompok, serta praktik pengembangan kurikulum dan sentra.
“Dalam BCCT, anak belajar melalui pengalaman langsung. Maka, guru harus mampu merancang aktivitas yang tidak hanya menyenangkan, tapi juga mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh,” imbuh Dr Ida.
Dampak Positif dan Harapan Masa Depan Pendidikan Anak Usia Dini
Penelitian ini menunjukkan bahwa model manajemen strategik berbasis BCCT secara signifikan mampu meningkatkan mutu layanan PAUD. Guru menjadi lebih terampil dalam menerjemahkan indikator kurikulum ke dalam praktik nyata. Sementara itu, kepala sekolah lebih siap dalam mengelola sumber daya secara efisien.
Salah satu guru yang terlibat dalam pelatihan menyampaikan, “Dengan pelatihan ini, saya jadi tahu cara membuat sentra lebih hidup dan sesuai dengan tema. Anak-anak juga jadi lebih aktif dan berani berekspresi.”
Dampak positif lainnya adalah meningkatnya kualitas hubungan antara guru dan anak. Anak-anak tidak hanya merasa nyaman, tetapi juga menganggap sekolah sebagai tempat bermain yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan indikator keberhasilan PAUD yang diukur dari sejauh mana anak mendapatkan stimulasi yang memadai dalam suasana yang aman dan merdeka.
Lebih lanjut, riset ini memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sistem PAUD yang kontekstual. Pendekatan BCCT yang awalnya hanya diadopsi kini berkembang menjadi model manajemen strategik yang menyatu dengan visi lembaga pendidikan.
Dengan dukungan dari Umsida sebagai institusi akademik, pengembangan model ini juga membuka peluang untuk diterapkan di berbagai lembaga PAUD lain di Indonesia. Tidak hanya sebagai strategi internal, model ini dapat menjadi acuan kebijakan dalam pembinaan PAUD yang holistik dan berkelanjutan.
Penulis: Mutafarida